Minggu, 05 Maret 2017

Pelatih Master Kick Terima Piagam Penghargaan MURTI


Surabaya - Muhammad Khirom, pelatih senior Master Kick Taekwondo Klub Surabaya mendapat Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Taekwondo Indonesia (MURTI) pada awal bulan Februari 2017 di Jakarta.  Piagam Penghargaan MURTI tersebut diterima, dikarenakan saat bertugas sebagai Pasukan Garuda Indonesia di Republic Central Africa, 2014-2015 lalu, Muhammad Khirom secara konsisten berhasil menggunakan olah raga seni bela diri Taekwondo sebagai salah satu alat untuk melakukan pendekatan kepada penduduk disana.

Republic Central Africa pada saat itu dilanda kerusuhan antar penduduknya, karena dipicu persoalan perbedaan agama. Konflik tersebut meluas hampir disetiap wilayah bagian negara.

"Waktu itu terlintas dipikiran saya untuk menggunakan seni bela diri taekwondo sebagai salah satu alat untuk  melakukan pendekatan pada penduduk disana," kenang Khirom, nama panggilan mantan pelatih Taekwondo Jawa Timur ini, Minggu, 5/3/2017.

“Awal sebelum saya melatih, saya menunjukan beberapa foto latihan dan pertandingan Taekwondo. Ternyata sebagian besar mereka menyukai kegiatan beladiri. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak,” tambah Khirom, di Dojang Master Kick Taekwondo Klub Surabaya.

Berangkat dari ketertarikan mereka inilah, terangnya, dirinya semakin terpacu untuk mengajarkan Taekwondo di tempatnya bertugas. Meskipun perlengkapan sangat terbatas, baginya hal tersebut bukanlah kendala yang berarti. "Yang penting mereka berminat untuk belajar, peralatan bisa menggunakan seadanya, " cerita Khirom.  

Salah satu diantaranya dengan menggunakan sandal jepit dan botol air mineral sebagai ganti target tendangan (kick). Bahkan rompi anti peluru juga dimanfaatkan sebagai peredam tendangan.

"Saking semangatnya, bahkan saat hujan lebat pun mereka tetap ngotot untuk berlatih," kisah pria yang bertugas di Batalyon Zeni 1 Marinir Kompi Zipur B, Karang Pilang.

Menurut Khirom, muridnya mayoritas tidak bersekolah, sehingga mempunyai waktu yang cukup untuk belajar taekwondo. Dalam waktu relatif singkat, +/- 2 bulan, lima gerakan taekwondo bisa mereka kuasai dengan baik, yaitu Dulyo Chagi, Deo Chiki, Up Chagi, Yuap Chagi, dan Dwi Chagi.

“Karena intensitas pertemuan dengan mereka cukup tinggi, melalui latihan taekwondo, hubungan kami semakin dekat. Sehingga saya bisa memanfaatkan kedekatan itu untuk memberikan pemahaman kepada mereka tentang pentingnya tenggang rasa meskipun ada perbedaan agama, dan alhamdulillah mereka bisa mengerti,” jelas Khirom.

Karena kedekatannya itulah, Pasukan Garuda dapat dengan mudah melewati barikade-barikade jalan yang telah dibuat oleh penduduk setempat. " Waktu itu saya teriak, Indonesia...!!! Seketika itu juga penduduk setempat menyambutnya dengan teriakan Bang Khirom...!!!. Lalu mereka segera membukakan barikade jalan tersebut, " cerita Khirom terharu.

Ada kisah unik lainnya, yakni saat ada salah satu penduduk setempat yang baru melahirkan,  bayinya diberi nama KHIROM. "Dan kawan-kawan semuanya tertawa, saat bayi tersebut ditunjukkan oleh orang tuanya ke Kamp Pasukan Garuda Indonesia disana," cerita Khirom sambil tertawa. 

Brigjen Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB yang sempat melihat rekaman-rekaman video kejadian tersebut, sangat mengapresiasi peristiwa tersebut sebagai salah satu bagian dari keberhasilan tugas yang telah dilaksanakan oleh Tim Pasukan Garuda Indonesia dalam menjalankan misi pemeliharaan perdamaian PBB di Republic Central Africa. (*mkick)

2 komentar:

  1. Bravo...bravo...master kick memiliki pelatih hebat, kesempatan buat putra-putri kita utk belajar banyak tdk hanya sbg atlit tp pemahaman seni beladiri tae kwon do lbh dalam lg...heubat euy!!!

    BalasHapus
  2. Sabeum Khirom memang layak dapat bintang. Master kick memang oke..!!!

    BalasHapus